Dukungan AS, Inggris, dan Prancis terhadap Ukraina menimbulkan risiko strategis yang serius, kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov hari ini, sehingga meningkatkan kemungkinan konflik langsung antara negara-negara dengan kekuatan nuklir terbesar di dunia.
Lavrov menilai AS dan NATO terobsesi dengan gagasan mencapai “kekalahan strategis” di Rusia, dan menambahkan bahwa konflik tersebut berisiko meningkatkan ancaman nuklir.
“Negara-negara Barat sedang bergerak ke ambang konflik militer langsung antara negara-negara nuklir, yang akan menimbulkan konsekuensi bencana,” tegas Menteri Rusia.
“Yang sangat mengkhawatirkan adalah bahwa ‘troika’ negara-negara nuklir Barat adalah salah satu penyandang dana utama rezim kriminal di Kiev, yang merupakan penghasut utama berbagai tindakan provokatif. Kami melihat risiko strategis dalam hal ini, yang mengarah pada peningkatan pada tingkat risiko nuklir,” tambah Lavrov.
Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis adalah tiga negara Barat yang memiliki senjata nuklir.
Duda: “Polandia siap mendapatkan senjata nuklir”
Polandia siap menerima senjata nuklir di wilayahnya jika NATO memutuskan untuk memperkuat sisi timurnya untuk melawan penempatan senjata baru Rusia di Kaliningrad dan Belarus, kata presiden Polandia dalam sebuah wawancara yang diterbitkan hari ini.
“Jika sekutu kami memutuskan untuk mengerahkan senjata nuklir di kawasan kami untuk memperkuat keamanan sisi timur NATO, kami siap melakukannya,” jelas Andrey Duda kepada surat kabar Facti.
Pemimpin Polandia, yang saat ini berada di Kanada setelah kunjungan AS ke PBB untuk bertemu dengan mantan Presiden Donald Trump, mengatakan pertanyaan tentang pengembangan senjata nuklir di Polandia “ada di sini. Suatu saat » diskusi antara Polandia dan AS.
“Saya sudah beberapa kali mengangkat persoalan ini,” ujarnya. Duda bertemu dengan mitranya dari AS, Joe Biden, pada bulan Maret. Menurut Duda, “Rusia semakin melakukan militerisasi di daerah kantong Kaliningrad. Rusia memindahkan senjata nuklirnya ke Belarus, dua wilayah yang berbatasan dengan Polandia.
Pada Juni 2023, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan transfer senjata nuklir pertama ke Belarus. Pada pertemuan puncak di Vilnius pada tahun 2023, Sekutu menegaskan kembali bahwa NATO akan “melakukan segala yang diperlukan untuk memastikan keandalan, efektivitas, keselamatan dan keamanan misi penangkal nuklirnya, termasuk terus memodernisasi kemampuan nuklirnya dan memperbarui proses desainnya.”
Sumber: APE-ME